Senin, 06 Desember 2010

Tahun Baru Hijriyah 1432


Waktu terus berjalan tanpa ada yang mampu menghentikannya kecuali Tuhan sang pembuat kehidupan dan alam raya, peringatan Tahun Baru merupakan momen yang tepat untuk melakukan evaluasi diri, mengintrospeksi diri dengan semua apa-apa yang telah perbuat dan bertujuan meningkatkan serta perbaikan diri.
Hari ini kita memasuki Tahun Baru 1432 Hijriah 1 muharram yang tepatnya jatuh pada tanggal 7 desember 2010. Peringatan Tahun Baru Islam bukan hanya sebatas kata tanpa makna tapi kita hendaknya memaknai Tahun Baru Hijriyah dengan tindakan perubahan sesuai dengan arti kata hijrah yaitu berpindah. Sebagaimana diketahui, penanggalan kalender Islam dihitung berdasarkan momentum hijrahnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah dalam rangka berdakwah dalam menegakkan agama Islam. Pada saat itu Rasulullah SAW berupaya mempersiapkan pribadi-pribadi muslim generasi awal (assabiqunal awwalun). Dan sejarah membuktikan, Rasulullah berhasil menciptakan pribadi para sahabat yang memiliki kekuatan iman dan semangat dakwah yang tinggi semacam Abu Bakar, Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib.

Semoga di hari ini kita mampu memaknai Tahun Baru Hijriyah dengan perubahan sikap dan perbuatan kita ke arah dan tujuan hidup yang lebih jelas, terencana, istiqamah, fokus, selalu pada jalan-Nya dan hanya menggarapkan ridlo-Nya.

Selamat Tahun Baru 1 Muharam 1432 Hijriyah!

Senin, 15 November 2010

Memaknai Hari Raya Idul Adha



Allahu Akbar 2x Walillahilhamdu.

Kaum Muslimin dan Muslimat yang Berbahagia.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin dan kasih sayang-Nya, kita kembali dipertemukan untuk merayakan hari raya Idul Adha / Hari Raya Haji, (bahasa Arab: عيد الأضحى) adalah sebuah hari raya Islam. Suara takbir, tahmid dan tahlil yang menggema ke angkasa sejak terbenam matahari kemarin, hingga selesainya hari tasyrik tanggal 13 dzulhijjah adalah proklamasi persatuan umat Islam sedunia. Kita menyaksikan betapa indahnya kebersamaan Kaum Muslimin mendatangi shalat ied, dan betapa kuatnya pertautan hati mereka dalam ruku’ dan sujud di hadapan sang Khaliqnya.

Setiap hari raya Iedul Adha, kita selalu diingatkan kisah tentang ketaatan Nabi Ibrahim as dan putranya, Nabi Ismail as, dalam menjalankan perintah Allah SWT. Ketika Nabi Ibrahim as diperintahkan untuk menyembelih putranya, keduanya segera bergegas melaksanakan perintah Allah. Tak tampak sama sekali keraguan, apalagi keengganan atau penolakan. Keduanya dengan ikhlas menunaikan perintah Allah Swt, meski harus mengurbankan sesuatu yang paling dicintainya. Ibrahim rela kehilangan putranya, dan Ismail tak keberatan kehilangan nyawanya. Peristiwa agung ini pun diabadikan dalam al-Quran agar menjadi teladan bagi manusia di sepanjang masa. Allah Swt berfirman:

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَاأَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (TQS. al-Shaffat [37]: 102).

Pengorbanan yang luar biasa itu pun membuahkan hasil. Tatkala ketaatan mereka telah terbukti, perintah penyembelihan itu pun dibatalkan. Sebagai gantinya, Allah Swt menebusnya dengan sembelihan hewan. Karena mereka telah lulus dari al-balâ’ al-mubîn (ujian yang nyata), mereka pun mendapatkan balasan yang besar. Allah Swt berfirman:

فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ، وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَاإِبْرَاهِيمُ، قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ، إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ، وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar (TQS. Shaffat [37]: 103-107).

Untuk itu, kepada segenap umat Islam yang menyembelih hewan qurban hari ini dan tiga hari tasyrik berikutnya, berqurbanlah dengan ikhlas dengan landasan cinta dan taqwa kepada Allah SWT hindarkan diri dari riya’ dan motivasi yang bisa merusak pahala qurban. Allah SWT berfirtman: "Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah Telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik." (Q.S. Al Haj : 37)

Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia.

Pelajaran dari pengorbanan Nabi Ibrahim as menyangkut niat (motivasi) dalam beribadah. Para mubaligh mengajarkan agar kita ikhlas dalam beribadah, artinya semata-mata mengharapkan ridha Allah SWT, tidak dicampuri oleh motivasi lain.

Beribadah secara ikhlas itu tidaklah mudah karena manusia rawan digoda oleh motivasi lain seperti tergambar dari sebuah Hadits yang amat popular, mengenai hijrah.

“Seungguhnya amal itu tergantung pada niat, dan setiap orang akan memperoleh sesuai dengan yang diniatkannya”. Lanjutan Hadits ini menyebutkan tentang orang yang hijrah karena mengejar harta (dunia) atau mengincar wanita. Mereka akan memperoleh apa yang dikejar atau diincar itu, tetapi tidak akan mendapat pahala hijrah."

Demikianlah pula dengan kita ketika melakukan ibadah, baik ibadah mahdhah maupun ibadah sosial. Bila kita misalnya berinfaq dengan niat agar dipuji orang (disebut riya’) atau agar mendapat nama baik (disebut sum’ah) kita mungkin mendapat pujian dan nama baik itu, tetapi tidak mendapat imbalan dari Tuhan. Infaq yang didasari riya’ ibarat debu di atas batu yang licin. Sedikit saja ditimpa hujan rintik-rintik, ia akan lenyap tanpa bekas, begitu Al-Qur’an membuat tamsil. Begitu besar mudharat riya’ dan sum’ah itu sampai-sampai Nabi Muhammad saw sebelum melaksanakan ibadah haji berdoa’: “Ya Allah, berilah aku kemampuan melakukan ibadah haji tanpa riya’ dan tanpa sum’ah”. Kalau Nabi saja mewaspadai kedua sifat tercela itu, apatah lagi kita.

Akhir kata Mudah-mudahan perayaan Idul Adha kali ini, mampu menggugah kita untuk rela berkorban demi kepentingan agama, bangsa dan negara amiin 3x ya robbal alamin.

------------------------------------------------------------------------------------


Kami segenap keluarga besar TPA LANGGAR BERKAH mengucapkan SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA .....

Selasa, 12 Oktober 2010

Jumat, 13 Agustus 2010

Pantun Santri


jalan-jalan kr Bukit tinggi
tidak lupa membawa bekal
anak islam rajin mengaji
biar besar kelak bisa beramal


buah durian warnanya coklat
jatuh satu di makan kera
aduh kasian..yang tidak sholat
masuk neraka..dan disiksa


naik onta pergi haji
naik kuda pergi perang
anak yang rajin mengaji
pasti Allah akan menyayang

Rabu, 31 Maret 2010

25 Nama Nabi dan Rasul Utusan Allah

Nabi dan Rasul adalah manusia-manusia pilihan yang bertugas memberi petunjuk kepada manusia tentang keesaan Allah SWT dan membina mereka agar melaksanakan ajaran-Nya. Ciri-ciri mereka dikemukakan dalam Al-Qur’an,


"... ialah orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah. Mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan." (Q.S. Al Ahzab : 39).

Perbedaan antara Nabi dan Rasul adalah

- Nabi : menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri,

- Rasul : menerima wahyu dari Allah SWT guna disampaikan kepada segenap umatnya


Para Nabi dan Rasul mempunyai 4 sifat wajib yaitu :


1.Shiddiq (benar)

2.Amanah (dapat dipercaya)

3.Tabliqh (Menyampaikan wahyu kepada umatnya)

4.Fathonah (Pandai/cerdas)

Sebagai umat muslim wajib bagi kita untuk mengetahui 25 nama-nama Nabi dan Rasul utusan Allah yaitu :


1. Nabi Adam as


2. Nabi Idris as


3. Nabi Nuh as


4. Nabi Huud as


5. Nabi Shaleh as


6. Nabi Ibrahim as


7. Nabi Ismail as


8. Nabi Luth as


9. Nabi Ishaq as


10. Nabi Ya’qub as


11. Nabi Yusuf as

12. Nabi Syu’aib as


13. Nabi Ayyub as


14. Nabi Dzulkifli as


15. Nabi Musa as


16. Nabi Harun as


17. Nabi Daud as


18. Nabi Sulaiman as


19. Nabi Ilyas as


20. Nabi Ilyasa as


21. Nabi Yunus as


22. Nabi Zakaria as


23. Nabi Yahya as


24. Nabi Isa as


25. Nabi Muhammad saw




Selasa, 16 Maret 2010

poto kegiatan






para santri & guru dalam kegiatan jejak santri maulud nabi Muhammad SAW1431 H, yang berlangsung sangat meriah & penuh semangat...maju terus TPA Langgar Berkah

jejak santri maulud nabi


jejak santri maulud nabi Muhammad Saw 1431 H, adalah sebuah kegiatan terbaru di TPA Langgar Berkah, yang telah di laksanakan pada tanggal 28 Februari 2010 dan pemenangnya adalah kelompok abyahu, seperti dalam gambar disamping