Selasa, 01 Februari 2011

Mengenal Nabi Muhammad SAW


Nabi Muhammad SAW lahir di kota Makkah pada hari Senin 12 Rabi'ul Awal 570 Masehi tahun Gajah . Tepatnya dua bulan setelah pasukan gajah menyerang Kota Makkah. Ayahnya bernama Abdullah bin Abdul Muthalib dan Ibunya bernama Siti Aminah binti Wahab. Sebelum kelahiran Nabi Muhammad, ayahandanya (Abdullah) meninggal dunia. Ayahandanya adalah seorang saudagar yang sering berpergian ke negeri Syam. Ketika singgah di Madinah, beliau dalam keadaan sakit hingga akhirnya wafat dan dimakamkan disana.
Setelah Nabi Muhammad lahir, oleh ibunya beliau diserahkan Halimah Sa'diah untuk disusukan. Pada saat itu, bangsa Arab mempunyai adat kebiasaan menyusukan anak-anaknya kepada perempuan desa. Empat tahun lamanya beliau tinggal bersama ibu susunya disebuah dusun Bani Sa'ad.
Ketika berumur 6 tahun, Nabi Muhammad telah kembali bersama ibundanya. Oleh beliau, setiap tahunnya beliau diajak pergi ibundanya ke Madinah untuk berziarah kemakam ayahandanya dan bersilaturahmi kerumah sanak saudaranya. Dalam perjalanan pulang, disuatu tempat bernama 'Abwa (sebuah desa yang terlentak antara Makkah dan Madinah), ibundanya jatuh sakit dan meninggal disana.
Sejak saat itu Nabi telah menjadi anak yatim piatu diasuh oleh kakeknya yang bernama Abdul Muthalib. Kakeknya ini seorang terkemuka di kota Makkah dan beliau sangat menyayangi cucunya. Bahkan nama Muhammad adalah nama pemberian beliau yang artinya "Orang yang terpuji". tapi sayang, kasih sayang itu tidak lama dirasakan Nabi. Karena setelah dua tahun kakeknya meninggal dunia diusia 140 tahun. Maka atas wasiat sang kakek, Nabi diasuh oleh pamannya yaitu Abu Thalib (ayah Sayidina Ali).
Pamannya mempunyai banyak anak dan kehidupannya sangat miskin. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya, paman Nabi sering kali berdagang ke negeri Syam. Berulang kali Nabi mengutarakan niatnya untuk membantu berdagang tapi karena Nabi masih kecil pamannya tidak mengizinkan.


Perjalanan Pertama Nabi
Saat usia Nabi 13 tahun, beliau diizinkan ikut pamannya pergi berdagang. Berangkatlah mereka ke negeri Syam. Setibanya disalah satu dusun kecil, mereka bertemu dengan seorang pendeta Nasrani yang bernama Buhaira. Pendeta tersebut berkata kepada sang paman : "Sesungguhnya anak saudara ini akan mendapatkan kedudukan yang tinggi, maka segeralah pulang dan jagalah ia dari gangguan orang-orang Yahudi". Mendengar perkataan itu, Nabi segera dibawa pulang oleh Abu Thalib ke Makkah.

Perjalanan Kedua Nabi
Kini Nabi sudah menjadi seorang pemuda dewasa. Paman serta keluarganya yang lain bermaksud mengajarinya berdagang.
Suatu hari, sang paman menasehatinya untuk bergabung dengan kafilah dagang milik Khadijah. Nabi pun mengikuti nasehat pamannya. Hari itu juga, Nabi dipercaya untuk membawa barang milik Khadijah. Khadijah adalah seorang janda kaya yang dihormati oleh kaum Quraisy. Untuk menemani beliau diperjalanan, Khadijah memberikan seorang teman yang bernama Maisaroh. Sepanjang perjalanannya menemani Nabi, Maisaroh telah melihat kejadia-kejadian yang luar biasa. Diantaranya Nabi tidak pernah sekalipun terkena cahaya panas terik matahari. Kemana saja beliau berjalan selalu dilindungi awan.
Ditengah perjalanan mereka bertemu dengan seorang rahib yang bernama Nasthur. Seperti yang pernah dilihat Buhairah, Rahib inipun melihat adanya keistimewaan pada diri Nabi. Sekembalinya beliau dari berdagang, berkat kejujuran hatinya Nabi Muhammad diangkat sebagai pemimpin kafilah dagang tersebut.

Perkawinan Nabi Muhammad Saw
Khadijah adalah seorang janda berusia 40 tahun. Ia tertarik dengan kejujuran dan kepribadian Nabi Muhammad. Akhirnya, pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad menikahi Khadijah dengan mas kawin 25 ekor unta muda. Rumah tangga Nabi bersama Khadijah sangat rukun dan bahagia. Khadijalah seorang wanita yang pertama kali menyatakan dirinya masuk islam. Beliau menjadi muslimat sejati yang berjuang disamping suaminya untuk menegakkan agama Allah.
Dalam perkawinannya ini Nabi dikaruniai enam orang anak. Dua orang diantaranya putra, yaitu Al-Qasim dan Abdullah. Sayang, kedua putra beliau ini meninggal dunia diusia balita. Dan empat diantaranya putri yang hidup hingga beranjak dewasa. Anak pertama Zainab yang kawin dengan Abil Aash ibnu Rabi' bin Abdus Syam. Anak kedua bernama Ruqayyah kawin dengan Utbah bin Abi Lahab. Anak ketiga bernama Ummu Kaltsum kawin dengan Utaibah bin Abi Lahab. Kemudian Ruqayyah dan Ummu Kultsum kawin lagi dengan Usman bin Affan. Sedangkan anak keempat bernama Fatimah yang kawin denga Ali bin Abi Thalib ra.

Nabi Bergelar Al-Amin
Menjelang 10 tahun perkawinannya, banjir besar melanda Kota Makkah. Banjir ini sempat menghancurkan bangunan Ka'bah. Oleh penduduk bangunan itu diperbaiki. Ketika hampir selesai mereka berselisih pendapat tentang siapa yang akan meletakkan "Hajar Aswad" ditempatnya semula. Mereka bersepakat siapa yang masuk terlebih dahulu ke Masjidil Haram, dialah yang berhak memutuskan perkara ini. Saat itu, Nabilah yang pertama kali masuk kesana. Kemudian Nabi meletakkan batu mulia itu diatas kain sorbannya. Dengan bijaksana, beliau meminta masing-masing suku memilih seorang wakil untuk memegang ujung sorban dan mengangkat batu tersebut bersama-sama. Setelah tiba ditempatnya, beliau mengambil Hajar Aswad dan meletakkannya ditempat semula. Semua yang melihat merasa puas dengan keputusan sang Nabi yang sejujur-jujurnya ini. Dan sejak kejadian itu, orang-orang Quraisy memberi gelar Muhammad "Al-Amin" yang artinya Muhammad yang dipercayai.

Haji Perpisahan
Pada tahun 10 Hijriyah, Nabi sekeluarga beserta 100.000 kaum muslimin melakukan ibadah haji terakhir bagi rosul. Ibadah haji tersebut dikenal sebagai haji wada. Karena beberapa waktu setelah menunaikan haji wada itu, Nabi kemudian wafat. Pada saat haji wada, Allah menurunkan wahyu terakhirnya pada Nabi di Padang Arafah. Kehidupan Nabi begitu sederhana. Sebelum wafatnya, Nabi menyuruh keluarganya untuk menyedekahkan uang miliknya yang tersisa. Jumlahnya hanya tujuh dinar. Sehingga ketika wafat, Nabi tidak meninggalkan harta apapun. Hanya dua yang Nabi tinggalkan untuk umat manusia, Al Qur'an dan As-sunah. Dua peninggalan yang tak ternilai harganya.

Jumat, 21 Januari 2011

Mengenal ALLAH SWT


Allah adalah Tuhan Yang Maha Esa , tiada Tuhan selain Dia. Allah adalah pencipta alam semesta. Allah menciptakan langit dengan segala isinya dan bumi serta makhluk yang hidup diatasnya.
Allah berkuasa berkuasa menciptakan sesuatu yang dikehendaki-Nya. Manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan adalah ciptaan-Nya.
Selain itu, Allah berkuasa untuk mencipta dan mengatur perjalanan makhluk ciptaan-Nya. Pergerakan bulan dan matahari pada orbitnya ketika mengelilingi bumi telah ditentukan oleh Allah. Begitu juga pertukaran siang dan malam.

Bukti adanya ALLAH
Allah itu ada dan wajib dipercayai. Kepercayaan tentang kewujudan Allah salah satu rukukn iman. Allah tidak dapat dilihat dengan mata, disentuh dan dirasa. Walau bagaimanapun, wujudNya dapat dibuktikan melalui dalil naqli dan dalil aqli.

DALIL NAQLI
Al Qur'an adalah dalil utama yang menerangkan kewujudan Allah.
Diantara dalil-Nya adalah :
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ
" Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka akan menjawab: "Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui". (Q.S Az-Zukhruf [43],9)
Allah juga berfirman :
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah", maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).
QS. al-'Ankabut (29) : 61

DALIL AQLI
Dalil aqli adalah dalil-dalil yang berdasarkan akal. Seorang muslim dapat melihat keberadaan Allah melalui alam semesta dan makhluk ciptaan-Nya. Dalil ini juga dapat dirasakan dengan panca indra pemberian Allah kepada hamba-Nya. Diantaranya melalui proses penciptaan manusia, tumbuhan, hewan, bumi dan langit.

Penciptaan manusia menunjukkan bahwa Allah itu wujud atau ada. Manusia merupakan ciptaan Allah yang paling mulia. Manusia juga merupakan khalifah atau pemimpin di muka bumi. Manusia dikaruniai akal dan pikiran yang menunjukkan kekuasaan Allah terhadap makhluk ciptaan-Nya. Manusia diciptakan dari setetes air mani yang menjadi segumpal darah. Gumpalan darah itu akan menjadi segumpal daging, lalu menjadi tulang yang kemudian diselaputi oleh daging kemudian membesar dengan sifat-sifat yang sempurna. Setelah itu ditiupkan roh kepada manusia itu dan dikaruniakan akal untuk melengkapi proses kejadian. Proses penciptaan ini tidak dapat dilakukan oleh siapapun, selain Allah.

Bumi dan langit juga melalui proses-proses tertentu. Allah menciptakan bumi dan langit sangat sempurna sekali. Langit diciptakan sebanyak tujuh lapis. Setiap lapis mempunyai fungsi tertentu. Proses dan kejaiannya dinyatakan dalam Al Qur'an sebagai berikut :
"Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua hari, dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit dalam urusannya, Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikian ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." Q.S Fushshilat [41] 12
Langit diciptakan dengan hiasannya seperti matahari, bulan, bintang, awan, dan lain-lain. Selain itu, melalui langit, Allah juga menurunkan hujan untuk menyirami bumi dan menyuburkan tanaman. Melalui ciptaan Allah yang di langit juga, terdapat ilmu yang bisa digali manusia seperti ilmu astronomi.

Semua makhluk yang ada di muka bumi juga telah diciptakan Allah. Manusia, hewan, tumbuhan tercipta melalui kebesaran Allah.

Jumat, 07 Januari 2011

kisah islami : TIGA PERTANYAAN

Ada seorang pemuda yang sudah lama sekolah ke luar negeri kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah, dia meminta kepada orangtuanya untuk mencarikan seorang guru agama yang bisa menjawab tiga pertanyaannya. Akhirnya orangtua pemuda itu mendapatkan orang yang dimaksud.
"Anda siapa ? Apakah Anda bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya ?" tanya si pemuda.
"Saya Hamba Allah dan dengan izin-Nya, saya akan menjawab pertanyaan-pertanyaan Saudara." jawab Guru Agama.
"Saya punya tiga pertanyaan : kalau Tuhan itu ada. Tunjukkan wujud Tuhan pada saya! Apakah yang dimaksud dengan takdir? Kalu setan diciptakan dari api, kenapa dimaksukkan ke nereka yang terbuat dari api?"
Tiba-tiba Guru Agama itu menampar pipi si pemuda dengan kuat.

"Kenapa Anda marah kepada saya?"
"Saya tidak marah... Tamparan itu adalah jawaban saya atas tiga pertanyaan yang Anda ajukan kepada saya," jawabnya ringan.
"Saya sungguh-sungguh tidak paham," kata si pemuda itu.
"Bagaimana rasa tamparan saya barusan?" tanya Guru Agama.
"Tentu saja, saya merasakan sakit," jawab si pemuda itu.
"Jadi, Anda percaya bahwa sakit itu ada?"
Pemuda itu mengangguk tanda percaya.
"Kalau begitu tunjukkan pada saya wujud sakit itu!"
"Tidak bisa," jawab si pemuda.
"Itulah jawaban pertanyaan pertama. Kita semua merasakan wujud atau keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya," terang Guru Agama.
"Apakah tadi malam Anda bermimpi akan ditampar oleh saya?" tanya Guru Agama lagi.
"Tidak," jawab si pemuda.
"Apakah pernah terpikir oleh Anda akan menerima tamparan saya pada hari ini?"
"Tidak," jawab si pemuda.
"Itulah yang dinamakan takdir," kata Guru Agama menjelaskan.
"Dibuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menapar Anda?" tanya Guru Agama lagi.
"Kulit," jawab si pemuda.
"Pipi Anda terbuat dari apa?"
"Kulit," jawab si pemuda.
"Bagaimana rasa tamparn saya tadi?"
"Sakit," jawab si pemuda.
"Walaupun setan terbuat dari api dan neraka terbuat dari api, jika Tuhan berkehendak, neraka akan menjadi tempat menyakitkan untuk setan," terang Guru Agama.

Dan pemuda sudah mengerti apa yang telah dikatakan Guru Agama itu.